Sabtu, 28 Agustus 2010

Lagu-BagiMu Pujian

Slow Beat
Do = C
Cipt. Sari Simorangkir
C F/C Dm G
. . . . . . .
: 3 4 5 2 - 1 - 4e3 4 - - - 4 5 6 3e3 4 - 2e3 2 2 - - 7 6 Kudatang pa - da - Mu membawa pu - ji - an - ku hanya
Mendekat pa - da - Mu ku mau sentuh ha - ti - Mu biarku
Em Am Dm G
. . . . . . . . . . . . . . . .
5 5 5 - - 5 5 1 1 - 1 2 3 3 4 3 - 4 - 2e1 2 - - - : Kekuatan ha - di-ratMu sanggup menja-ga ha - ti - ku
Me-li-hat ke - mu-lia-an yg Kau
Dm G C
. . . . . . . . . . . . . . .
3 3 4 3 - 4 - 5e5 - - - - - - 1 2 3 2 1 3 - 1 2
sediakan ba - gi - ku ba-gi - Mu pu- ji-an hormat
F Dm G C
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 2 1 3 - 2 3 3 4 3 4 - 2 1 6 6 6 5 - 1 2 3 2 1 3 - 1 2
kemu-liaan Kaulah kebanggaan di da - lam hidupku jan-ji - Mu bersinar bukti
F Em Am Dm G C
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3 2 1 3 - 6e5 5e5 3 2 1 2 3 4e4 3 - 1e7 7 - 1e2 1 - - - kan Kau besar tia da yg se-per-ti Mu Ye - sus Tu - han - ku
- - - -
Album : Forever Greatful
Sari Simorangkir
II
I

Kunci gitar

Guitar Chord Chart

Kamis, 12 Agustus 2010

Profil Pdt.stephen Tong




 
Pdt. Dr. Stephen Tong melayani Tuhan sejak tahun 1957, baik di dalam bidang penginjilan, teologi, maupun penggembalaan. Pelayanan beliau yang telah terbukti menjadi berkat bagi zaman ini telah menarik perhatian banyak pemimpin gereja, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Perhatian tersebut khususnya ditujukan kepada Reformed Theology yang senantiasa beliau tegaskan. Sejak tahun 1974, beliau mengadakan seminar-seminar di Surabaya. Pada tahun 1984, beliau mulai mengadakan Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) di Jakarta, untuk menegakkan doktrin Reformed dan semangat Injili. SPIK dipimpin Tuhan untuk menjadi pendahuluan bagi berdirinya Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) pada tahun 1986, di mana Pdt. Dr. Stephen Tong mengajak Pdt. Dr. Yakub Susabda dan Pdt. Dr. Caleb Tong untuk menjadi pendiri bersama.
 
Selain memimpin SPIK, Pdt. Dr. Stephen Tong juga mendirikan Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI) Surabaya (1986), STRI Jakarta (1987), dan STRI Malang (1990). Beliau juga memperluas seminar-seminar pembinaan iman tersebut ke kota-kota besar lainnya di Indonesia dan kota-kota di luar negeri, yang pelaksanaannya diserahkan kepada Stephen Tong Evangelical Ministries International (STEMI). Sejak tahun 1998 sebagai Rektor Institut Reformed.
 
Selain menegakkan doktrin Reformed di Indonesia, beliau juga pernah menjadi dosen tamu pada seminari-seminari di luar negeri, termasuk di China Graduate School of Theology di Hong Kong (1975 dan 1979), China Evangelical Seminary di Taiwan (1976), Trinity College di Singapura (1980, dan memberikan ceramah-ceramah termasuk di Westminster Theological Seminary, Regent College dan lain-lain di Amerika Serikat.
 
Di samping itu, Pdt. Dr. Stephen Tong pernah menjabat sebagai dosen teologi dan filsafat di Seminari Alkitab Asia Tenggara (1964-1988), pendiri STEMI (1979), pendiri Jakarta Oratorio Society (1986), pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) pada tahun 1989, Gembala Sidang GRII Pusat, ketua Sinode GRII, pendiri Institute Reformed for Christianity and the 21st Century (1996) di Indonesia dan Amerika, Christian Drama Society (1999).

Jumat, 06 Agustus 2010

Bahasa Roh

Oleh:
Ev. Eddy Fances

Pendahuluan:
Isu bahasa Roh merebak luas dan ramai didiskusikan dan diperdebatkan setelah lahirnya Gerakan
Neo-Pentakosta yang secara “sengaja atau tidak” dikait-eratkan dengan doktrin “Baptisan Roh” dan/atau
“Kepenuhan Roh”; bahkan beberapa golongan menghubungkannya dengan “Kelahiran Baru” (Doktrin
Keselamatan).
Sebenarnya istilah “Bahasa Roh” adalah istilah yang kurang tepat. Alkitab menggunakan kata
“glossolalia” (glossa = lidah ; laleo = berbicara). Jadi, istilah yang lebih tepat adalah “Bahasa Lidah”.
Pemakaian istilah “Bahasa Roh” dikaitkan dengan karunia yang diberikan oleh Roh Kudus sendiri,
sehingga secara umum kini kedua istilah tersebut menjadi “interchangable” (bisa dipakai bergantian).
Sebelum kita mendalami catatan Alkitab mengenai bahasa Roh, ada baiknya kita mengenal
beberapa prinsip tentang “Karunia Roh Kudus” karena memang sesungguhnya bahasa roh adalah “salah
satu” karunia dari puluhan karunia Roh Kudus.
1. Semua karunia itu pemberian dari Roh Kudus tanpa membeda-bedakan secara “kelas” (tingkat).
Semuanya luar biasa sesuai dengan fungsinya masing-masing (I Kor.12:4-6).
2. Setiap orang percaya mendapat minimum satu karunia untuk kepentingan bersama (ay.7).
3. Tidak mungkin semua orang percaya mendapat satu karunia yang sama (ay.8-10).
4. Roh Kudus dapat memberikan karunia kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja sesuai dengan
kehendaknya, tanpa tergantung kepada manusia (ay.11), walaupun orang tersebut masih belum
dewasa dalam iman dan masih berdosa (Bd: Jemaat Korintus yang kacau, bejat, dan najis; Bd juga:
Mat.7: 22-23).
5. Semua karunia yang diberikan digunakan untuk membangun jemaat (I Kor.14:4, 12, 26); dan
mendatangkan damai sejahtera, bukan kebingungan, keresahan, kekacauan, atau perpecahan (ay.33,
40).
Kesaksian Alkitab:
1. Markus 16:17-18.
Konteks perikop ini adalah JANJI ALLAH untuk orang-orang yang mengabarkan Injil (pekabar
Injil). Bentuk tata bahasa disini bukan berbentuk Imperativ (perintah). Jadi, 5 JANJI disini bukanlah
perintah untuk dipraktikkan. Bd: Janji ini tidak terdapat dalam Injil lain maupun Kisah Para Rasul. Lihat:
Paulus dalam Kis.28:3-6 (bukan untuk dipamerkan /“show off”).
2. Kisah Para Rasul 2:4.
Ini adalah catatan peristiwa yang hanya berlangsung SATU KALI SAJA. Tidak ada catatan
peristiwa yang sama. Beberapa hal yang sulit dijawab adalah:
a. Apakah semua orang percaya berbahasa roh?
b. Apakah semua orang percaya berbahasa roh sekaligus atau satu persatu?
c. Apakah semuanya berbahasa yang sama atau masing-masing satu bahasa?
Dari ay.8-11 kita ketahui bahwa bahasa yang mereka ucapkan adalah bahasa yang ada di dunia dan dapat
dimengerti orang lain.
3. Kisah Para Rasul 10: 43-46.
Peristiwa ini sama sekali berlainan dengan Kisah pasal 2. Tidak ada lidah api, gempa, atau tiupan
angin keras. Yang ada hanyalah pemberitaan Injil Kristus. Ada penekanan yang sama antara pasal 2 dan
10 yaitu MEMULIAKAN ALLAH. Tidak jelas apakah bahasa yang diucapkan ada di dunia (dimengerti).
Yang pasti orang-orang tahu mereka sedang memuliakan Allah.
BAHASA ROH – PRAKTIKNYA?
2
3. Kisah Para Rasul 19: 3-7.
Peristiwa ini juga tidak sama dengan Kis.2 dan 10. Disini ada konfirmasi soal baptisan sesuai
dengan Amanat Agung Yesus Kristus, yaitu “dalam Nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”. Hanya di
tempat ini ada catatan soal “penumpangan tangan”. Tidak jelas pula apakah bahasa roh yang diucapkan
dimengerti orang lain (ada di dunia); dan tidak jelas apakah 12 orang sekaligus berbahasa roh, atau
sebagian, atau satu persatu.
4. I Korintus 12:3.
Rupanya dalam jemaat Korintus Paulus menemukan ada yang mengklaim berbahasa roh, ternyata
isinya adalah kutukan kepada Tuhan Yesus (“anathema Iesu”); sehingga Paulus harus menegur mereka.
Selanjutnya dalam pasal 14 Paulus menjelaskan kembali secara panjang lebar tentang bahasa roh.
Ternyata bahasa yang digunakan disini tidak dimengerti oleh orang yang mengucapkan maupun oleh
mereka yang mendengarkan secara umum. Tetapi Paulus bisa mengerti dan menafsirkan bahasa tersebut.
5. I Korintus 14:2; 6-9; 16-19; 23.
Dalam pasal 14 kita menemukan bahwa Paulus menegur mereka yang berbahasa roh yang tak
dapat dimengerti karena tidak membangun jemaat. Baginya lebih baik berkata 5 kata yang membangun
daripada beribu-ribu kata yang tidak dimengerti orang lain (ay.19).
Rupanya disini kita menemukan adanya jenis lain dari bahasa roh yaitu yang tidak dimengerti
oleh orang yang mengucapkan maupun yang mendengarkan (ay.2;13). Selain itu orang yang berbahasa
roh ini ternyata bukanlah seperti orang yang kerasukan atau mabuk, melainkan dapat mengontrol dirinya
(pikiran, emosi, dan kehendak) Lih: ay.18-19; 28).
Lalu, Bagaimana Praktiknya?
Paulus memberikan aturan main (etika) dalam berbahasa roh khususnya dalam jemaat.
Lihat: I Korintus 14:26-28.
1. Semua karunia termasuk bahasa roh haruslah digunakan untuk MEMBANGUN JEMAAT. Ini juga
menjadi batu ujian dari karunia yang sejati (ayat 26). Bd: I Kor. 12:7; 14:12.
2. Bahasa roh yang dipraktikkan dalam jemaat hanya boleh dilakukan oleh 2 atau maksimum 3 orang,
dan bergiliran seorang demi seorang. Dan, yang penting harus ada orang yang menafsirkannya. Kata
“seorang lain” (Yunani: “heis”) berarti orang tersebut dikenal bisa menafsirkannya. Bukan
sembarang orang! Jadi, bukan ramai2 sekaligus sehingga bisa dianggap “gila” (ay.23) atau
“barbaros” (ay.11) oleh orang lain.
3. Jika tidak ada orang yang menafsirkannya, maka bahasa roh TIDAK BOLEH diucapkan dalam
jemaat. Paulus memberikan perintah untuk berdiam diri! Tujuannya, agar tidak terjadi kekacauan
dalam ibadah, dan agar semuanya berjalan dengan sopan dan teratur (ay.33,40) sesuai dengan
kehendak Allah.
Kesimpulan:
1. Bahasa roh ternyata ada dua jenis yaitu: bahasa lain yang ada di dunia ini, dan bahasa lain yang tidak
dimengerti (bisa jadi tidak ada di dunia ini). Bahasa ini bisa dimengerti jika ditafsirkan oleh orang
yang mendapatkan karunia menafsirkan bahasa roh.
BAHASA ROH – PRAKTIKNYA?
3
2. Karunia bahasa roh masih ada dan diberikan oleh Roh Kudus sesuai kehendakNya. Jadi, janganlah
melarang apalagi mengecam orang yang memiliki karunia bahasa roh ini (ay.39), Dan sebaliknya
juga tak perlu “ngotot” mengejarnya atau belajar secara khusus kepada “orang tertentu”.
3. Tidak ada formula khusus atau model khusus untuk memperoleh karunia ini. Kita menolak orang
yang menawarkan karunia ini dengan praktik penumpangan tangan, atau peniruan suara-suara
tertentu, atau praktik-praktik lainnya yang merebut kedaulatan Roh Kudus.
4. Karunia bahasa roh tak ada hubungannya dengan “tanda” baptisan roh atau kepenuhan roh. Ini
semata-mata adalah soal KARUNIA yang diberikan oleh Roh Kudus kepada siapa saja yang
dikehendakiNya. Roh Kudus tidak memberikan satu karunia yang sama kepada semua orang percaya!
Jadi, bahasa bukanlah tanda yang universal bagi semua orang percaya! (Lih: I Kor.14:27). Bd: I
Kor.14:22 soal “tanda orang yang tak beriman”.
5. Orang yang mendapat karunia bahasa roh harus menuruti etika (aturan main) yang tercantum dalam I
Kor.14:26-28.
6. Orang yang percaya (beriman) diharapkan bertumbuh dewasa sehingga dapat bernubuat (berbicara
atas nama Allah/menyampaikan berita Injil) agar dapat menghibur, menasihati, dan membangun
jemaat daripada berbahasa roh yang tak dimengerti orang lain (I Kor. 14:1-3; 5-6, 16-17; 39).
7. Fokus dan konteks dari semua pemberian karunia adalah untuk memberitakan Injil Kristus
(keselamatan) dan untuk membangun jemaat. Praktik karunia Roh haruslah mendatangkan damai
sejahtera, bukan kekacauan, kebingungan, keresahan, dan perpecahan jemaat; serta semuanya
haruslah berlangsung dengan sopan dan teratur. Bd: Mat.7:23 “pembuat kejahatan” dalam bahasa
Yunani berarti “tak menuruti aturan” (disorder).

Trinitas/Tritunggal

Bagian dari seri artikel tentang
Kekristenan

Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi Allah: Allah Bapa dan Allah Putra dan Allah Roh Kudus, di mana ketiga Pribadi Allah, sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.

Doktrin Tritunggal adalah doktrin utama Kekristenan. Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen:Katolik,Protestan,dan Orthodoks.

Istilah Tritunggal, atau trinity (Inggris), atau trinitas (Latin) mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah.

Formula Doktrin Tritunggal berbunyi: satu keberadaan Allah di dalam tiga Pribadi: Bapa dan Anak (Putra) dan Roh Kudus.

Satu Keberadaan Allah Yang Esa. Istilah keberadaan, bahasa Yunani-nya adalah ousia (Ing: being ). Istilah ousia memiliki beberapa istilah Latin yang sepadan: substantia (Ing: substance), essentia (Ing: essence), natura (Ing: nature).

Maka satu keberadaan Allah sama pengertiannya dengan satu esensi, atau satu natur, atau satu substansi Allah.

Tiga Pribadi Allah. Istilah pribadi,bahasa Yunani-nya adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin menjadi persona (Ing:Person).

Kitab Perjanjian Baru tidak secara eksplisit menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra dan Roh Kudus tersurat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berdasarkan rumasan dalam perintah tentang pembaptisan di Matius 28:19 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI)doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya separti sekarang, yang dibangun sebagai akibat dari kontroversi para teolog ketika berbicara tentang Allah, menggunakan istilah "pribadi", "sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah yang belum pernah digunakan oleh para Rasul, yang oleh pemegang otoritas gereja dianggap keliru.

Beberapa orang atau kelompok menyangkal bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad keempat tersebut didasarkan pada gagasan Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh Plato.

Etimologi dan Sejarah Penulisan Makna Tritunggal di Alkitab
Gaya penulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia.
Silakan lihat halaman pembicaraan. Lihat juga panduan menulis artikel yang lebih baik.

Kata nama yang paling penting dalam Perjanjian Lama ialah יתרת (YHWH), nama Allah Israel, yang ditemukan kurang lebih 6823 dalam Perjanjian Lama. Nama tersebut mungkin dulu diucapkan "Yahweh", tetapi menurut tradisi Yahudi nama Yang Mahasuci tersebut tidak boleh diucapkan untuk menghindari kemungkinan pelanggaraan Hukum Taurat dalam perintah yang ke-3 ("Jangan menyebut nama יתרת, Allahmu dengan sembarangan ..." Keluaran 20:7). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata יתרת dalam Alkitab, orang Yahudi membacanya dengan kata אך׳ני (Adonay) 'Tuhan'. Maka pada waktu Sarjana Yahudi membubuhi teks (menyalin) Perjanjian Lama yang terdiri dari huruf-huruf mati dengan tanda-tanda vokal, kata יתרת dibubuhi dengan tanda vokal dari kata אך׳ני, karena itulah yang menjadi pengucapan dan alih pemikiran dari kata tersebut, untuk menjaga kesucian nama Allah Israel. Seandainya bentuk tersebut disalin langsung ke dalam huruf Latin maka hasilnya ialah kata Yehovah.

Penjagaan kesucian Hukum Taurat ke-3 ini, membawa sejarah unsur penyalinan Alkitab khususnya Perjanjian Lama pada saat ini. Bukan hanya dalam unsur eksistensi Allah saja penyalinan ini dijaga kesuciannya, namun pada setiap unsur teks ke-Ilahian. Bahkan unsur pengucapan Mesias dan Roh Kuduspun dialihkan penulisannya dalam Perjanjian Lama untuk menjaga kekudusan Hukum Taurat yang ke-3.

Berikut ini adalah contoh asal mula eksistensi tulisan Ibrani mengenai Tritunggal menurut para ilmuwan:
Tetragrammaton

1. Merujuk kepada kata ALLAH dalam pengertian Perjanjian Lama:

יתרת YHWH (baca= adonay) artinya Tuhan (Keluaran 20:2; Yeremia 31:31-34; Yunus 1:1,3; 2:10; Mazmur 100:1,5; 103:1; 117:2); אדנייהוה (lafal= adonay elohim) Tuhan Allah (Yehemia 37:3) יהוהצבאות; lihat צבא;
אל (lafal= él) artinya Allah, ilah (Yunus 4:2); אלהים (lafal = élohim) artinya Allah, ilah-ilah; אלוה (lafal= eloah) (Keluaran 1:1-5; 20:1-3; Yeremia 31:33; Yunus 1:5,6; Mazmur 100:3);
עליון (lafal= élyon) artinya: sifat 'atas, tinggi', sering dipakai sebagai sebutan Allah 'Yang Maha Tinggi' (Kejadian 14:18,20,22; Ulangan 26:19);
אבא (lafal= abba) artinya Bapakku/Bapaku dan makna yang sama אבא (lafal:av) artinya Bapak, nenek moyang; terikat אבי (lafal= avi); אבות (lafal= avot) (Aram; Yeremia 31:32). Kata inilah yang menjadi kata kunci konteks Tritunggal yang menjadi ALLAH BAPA. Penggunaan kata Bapa digunakan pertama kali oleh Adam, di dalam keyakinan Yahudi bahwa Adamlah yang memberikan gelar pertama kali kepada Allah sebagai Bapa/Abba selain karena keadaan Adam yang masih suci dan alasan kekudusan nama Allah juga dikarenakan kedekatan hubungan dan jalinan cinta kasih Adam kepada Allah sebagai Pencipta dan sebagai Orangtua Adam. Tokoh berikut yang menyebut Allah sebagai Bapa/Abba adalah Henokh (lihat Kitab Henokh) lalu Abraham (lihat Kitab Taurat). Dari sejarah awal tersebutlah Allah dipanggil dengan kata Bapa/Abba oleh segenap umat Yahudi dan Kristiani sampai sekarang. Dan sejarah inilah yang membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH BAPA yang merujuk kepada ALLAH.

2. Merujuk kepada kata MESIAS dalam pengertian Perjanjian Lama:

כושית (lafal= masyiakh) artinya 'yang diurapi' (1 Samuel 24:7);
ארון (lafal= adon) artinya 'Tuan, Penguasa, Tuhan' (Kejadian 45:8; Mazmur 114:7); ארני (lafal= adoni) artinya 'Tuan, Tuanku' (Bilangan 11:28). Dua unsur kata ini (adon,adoni), di dalam Perjanjian Lama terjemahan Bahasa Indonesia disatukan maknanya dengan "adonai" (arti= Tuhan)yang merujuk kepada Allah, sehingga seluruh konteks kata Tuhan dalam Perjanjian Lama baik untuk rujukan kepada Mesias maupun kepada Allah menjadi sama. Hal ini disebabkan karena bahasa dan tulisan Ibrani yang jauh lebih tua dan kaya dalam unsur perkataan dan artinya, sedangkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkataan dan pengucapan yang sama. Sehingga banyak mengaburkan unsur rujukan Mesias dalam pelayanan dan pertemuanNya dengan para Nabi/Imam/Rasul dalam Perjanjian Lama terjemahan bahasa Indonesia. Apalagi bila dibaca oleh orang awam yang tidak mempelajari bahasa Ibrani secara otentik, ditambah nats-nats di dalam Perjanjian Lama banyak yang berupa syair-syair, lambang-lambang, perumpamaan-perumpamaan serta majas-majas kosa kata yang beragam bentuk pengalihan sehingga membututuhkan "kecerdasan Ilahi" (mengudang Roh Kudus) dalam membaca dan mencerna isinya. Sehingga dalam tradisi Yahudi tidak boleh sembarangan umat membaca dan menjelaskan makna dari isi kitab tersebut di atas mimbar bait suci selain para nabi-nabi, imam-imam, rasul-rasul yang diakui secara massal memiliki kepenuhan Roh Kudus atau ditunjuk Allah;
בצל (lafal= ba'al ) artinya ' majikan, pemilik, tuan, suami' (Yeremia 31:32; Kejadian 20:3);
כולך (lafal= mélékh atau malakh) artinya 'raja, memerintah, penguasa' (Kejadian 36:31; Yunus 3:6; Amsal 30:22)
בכור (lafal= bekhor) artinya '[anak] sulung' (Kejadian 4:4); בן (lafal= bén) artinya 'putra, keturunan, orang', בין (Yunus 1:1; 4:10; Mazmur 128:6). Dua kata ini bekhor dan ben yang artinya "anak sulung atau putra". Menurut keyakinan Yahudi kata bekhor di ucapkan dan disematkan oleh Adam kepada Mesias sebagai rasa cinta kasih dan penghormatan Adam kepada Mesias, dan Mesias memberikan gelar kepada Adam sebagai SaudaraNya (yang merujuk kepadada pelayanan Yesus Kristus di dunia yang menyebutkan bahwa diri Yesus yang tersulung dan umatNya adalah saudaraNya atau anak-anak Allah). Adam mengetahui alasan penciptaan dirinya, berawal dari "...karena begitu besar kasih Allah kepada ben (PutraNya= rujukan Mesias)... - ...maka Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Kita..." (adon rujukan Mesias)Kejadian 1:26-28. Karena hanya Mesiaslah Mahluk Surgawi satu-satunya yang memiliki gambar dan rupa (bentuk) sama seperti Adam. Inilah salah satu alasan Lucifer, dalam melampiaskan misi dendamnya kepada Mesias, dengan menjatuhkan Adam ke dalam dosa. Lucifer tahu bahwa Adam adalah wujud cinta kasih Allah terhadap Mesias, dan Mesiassangat mencintai Adam dan menuangkan kasihNya secara penuh. Kejatuhan Adam ke dalam dosa yang mengundang kematiannya di alam maut serta menciptakan penghukuman Bapa/Abba terhadap dosa, mengundang "kesedihan yang tak terhingga" dari Mesias kepada Adam. Sehingga meletuslah pertempuran besar di Surga antara Mesias dan Lucifer, yang mengakibatkan Lucifer dan malaikat-malaikat jahat di usir dari Surga sebelum bencana Air Bah terjadi di bumi. Begitulah sejarah dan keyakinan umat Yahudi sehingga penghormatan yang sangat tinggi disematkan juga kepada Mesias sebagai Ben atau Putra Allah (yang memang mereka mengetahui bahwa manusia adalah milik Mesias dan Mesiaslah yang berjanji kepada Adam lewat permohonan kepada Bapa/Abba untuk menebus dosa Adam/manusia dari alam maut dan penyiksaan api yang kekal akibat dosa ). Namun Bapa/Abba menangguhkan hal tersebut, sampai saat Abraham bapak orang percaya yang telah lulus uji pada saat Abrahammau mengorbankan Ishak yang merupakan anak perjanjian, sehingga Yakub/Israel menjadi ahli waris (janji penebusan Mesias) yang diteruskan kepada perjanjian Daud dengan Allah yang melahirkan Yesus Kristus sebagai perwujudan cinta kasih Mesias yang tak terhingga kepada Bapa/Abba serta Adam yang merupakan milikNya. Sehingga Maria yang berkenan dihadapan Allah mengandung lewat ROH KUDUS yang merupakan wujud Ben/Putra Allah, untuk menggenapi misi penebusan dosa Adam(seluruh umat manusia). Dan Allah yang mengatur itu semua, serta mengakuinya didalam Injil bahwa Yesus adalah PutraNya yang sangat dikasihi, dan kata Ben jugalah yang disematkan oleh para malaikat di Surga kepada Mesias jauh sebelum penciptaan manusia. Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam Alkitab inilah membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH ANAK yang merujuk kepada MESIAS.

3. Merujuk kepada kata ROH KUDUS/ROH ALLAH dalam pengertian Perjanjian Lama:

קרוש (lafal= qadosy) artinya 'sifat kudus, khusus' dan קרש (Keluaran 29:31);
ךןתאלהים (lafal= ruakh elohim) artinya 'Roh Allah, nafas Allah, angin Allah' ךןתקרוש (lafal= ruakh qadosy) yang artinya 'Roh Kudus' (Kejadian 1:2; Yehezkiel 37:1-14; Yunus 1:4; Zakahari 4:6), arti kata ini memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah manusia, menurut keyakinan Yahudi dan fakta sejarah di Alkitab Roh Kudus/Allah memiliki peranan yang sangat dekat dengan manusia. Selain di jelaskan di dalam Alkitab baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bahwa tubuh manusia adalah Bait Allah (ביתאלהים lafal= bét elohim) tertulis di dalam Kejadian 6:3 Berfirmanlah Tuhan: "RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu daging, tetapi umurnya hanya 120 tahun saja", firman ini menunjukkan bahwa ROH KUDUS/ROH ALLAH sudah melakukan pelayanannya secara langsung dalam tubuh manusia jauh sebelum Hari Pentakosta dalam zaman Perjanjian Baru dan Roh Kudus yang sama ini jugalah yang menjadi lambang terlepas pakaian (merujuk pada pakaian Lenan putih halus pada Kitab Wahyu= melambangkan perbuatan-perbuatan suci orang kudus) daripada Adam setelah dia memakan buah yang dilarang tersebut. Maka Adam sadar bahwa dirinya sudah telanjang (ditinggalkan Roh Kudus), rasa penyesalan dan kesedihan tersebut membuat Adam menghindar dan bersembunyi saat disapa oleh Tuhan (baca=Kitab Kejadian), dan perasaan tersebut di kepercayaan umat Yahudi dibawa oleh Adam sampai ke alam maut (karena Adam melihat akibat pelanggaran dosanya - pada saat pembunuhan pertama Kain dan kematian Habel yang membuat kesedihan dan penyesalan yang amat sangat, karena belas kasih Mesiaslah didalam penghiburan dan kasihNya kepada Adam membuat kembali secercah harapan yang dibawa Adam ke alam maut - dan menjadikan pengharapan seluruh nabi-nabi yang dituang didalam nubuatan-nubuatan penebusan Mesias didalam Perjanjian Lama). Makna ditinggalkan ROH KUDUS ALLAH ini sangat penting sejarahnya dalam kerugian manusia sepenuhnya, karena akibat dari ditinggalkan ROH KUDUS ALLAH, kita bisa pahami maksud firman yang ditulis diatas; selain manusia hanya dinyatakan 120 tahun saja umurnya, ini sangat berbeda dengan keadaan sebelum terjadinya Air Bah. Akibat-akibat ysng lain bisa kita pelajari dalam Alkitab baik secara lahiriah maupun batiniah (conto: lahiriah= manusia menjadi mudah terserang sakit penyakit, dll; batiniah= penurunan kualitas daya pikir manusia, roh iblis dapat menguasai bait Allah atau tubuh manusia,dll). Inilah yang menjadi misi penting bagi Mesias pada saat kenaikannya ke Surga di dalam Yesus Kristus dan kemunculan Hari Pentakosta yaitu mengembalikan keadaan manusia seperti semula, bagi yang percaya dan mau menerimaNya (Dia membagikan Roh Kudus Allah kembali secara cuma-cuma dan menebus dosa kita), agar manusia dapat bertahan dan dapat masuk kembali ke dalam Kerajaan Surga. Sehingga dalam sejarah dan keyakinan umat Kristiani sampai sekarang mereka mempercayai bahwa misi Mesias dalam kematianNya di kayu salib sebagai manusia biasa di dalam Yesus Kristus menanggung dosa saudaraNya (yaitu Adam yang merujuk kepada seluruh dosa manusia) dan perjalananNya ke alam maut selama tiga hari adalah pengabaranNya kepada Adam di alam maut dan bahwa janjiNya kepada Adam untuk menyelamatkannya di dalam Injil dan Roh Kudus Allah sudah terlaksana (di dalam nubuatan nabi-nabi Perjanjian Lama bahwa nama Adam dalam bahasa Ibrani sama dengan penulisan kata manusia di bahasa Ibrani). Seperti itulah yang menjadikan seluruh nubuatan nabi-nabi menjadi terpenuhi di dalam Yesus Kristus. Karena menurut para rasul-rasul Kristus, tanpa kelahiran Mesias sebagai Yesus Kristus dan kematianNya di kayu salib maka rasa rindu dan cintaNya yang luar biasa kepada Adam, setelah peninggalan Adam ke alam maut, maka janjiNya kepada Adam/manusia belum terpenuhi/digenapi. Namun sekarang umat Kristiani sudah menerima kepenuhan janji Mesias itu sebagai ahli waris janji daripada Adam, Abraham, Ishak, Yakub, serta mengemban misi penting penginjilan dalam firmanNya: "...Kabarkanlah Injil keseluruh bangsa dan baptiskan mereka di dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus...". Tugas yang diembankan Mesias kepada umat Kristiani bukan hanya sekadar membaptis di dalam air; karena kata baptis merujuk kepada 3 kunci baptisan yaitu "Baptisan Air, Baptisan Roh, dan Baptisan Api". Yang menurut para Rasul-Rasul Kristus hanya yang benar-benar menjalankan tugas penginjilan terhadap semua bangsa sajalah yang dapat menerima ke 3 baptisan tersebut dan mewarisi janji di kembalikannya manusia seperti keadaan semula (Firdaus) serta menerima ROH KUDUS ALLAH. Sebagai bala tentara-bala tentara Kristus di dunia ini dalam pertempuran melawan Iblis, yang dikuatkan didalam ilham Roh Kudus: "Memang setiap orang yang mau hidup di dalam Yesus Kristus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12) Sementara setan terus berupaya membutakan pikiran mereka kepada fakta, biarlah orang-orang Kristen tidak lupa bahwa"perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:12). Amaran yang diilhami ini diserukan berabad-abad sampai ke zaman kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis." (Efesus 6:11).
Dari sejarah dan keyakinan serta fakta-fakta yang ada di dalam Alkitab inilah membawa konteks Tritunggal dalam makna ALLAH ROH KUDUS yang merujuk kepada ROH KUDUS.

Dari ketiga pejelasan para ilmuwan-ilmuwan Alkitab diatas khususnya dalam bahasa Ibrani, hal itulah yang mendasari konteks TRITUNGGAL yang menjadi rangkuman dari pedoman penginjilan Rasul-Rasul Kristus pada sejarah Gereja mula-mula, karena tanpa memahami konteks Tritunggal seperti yang di peragakan Yesus kepada murid-muridNya dan yang seperti diperagakan para Rasul pada zaman Gereja mula-mula, mustahil misi yang diembankan pada seluruh umat Kristiani didalam pengharapan dan kasih untuk mengabarkan "Injil kepada seluruh bangsa dan membaptiskan mereka didalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" dapat terlaksana. Karena kasih ALLAH BAPA terhadap ALLAH PUTERA dan penyampaian kasih didalam ALLAH ROH KUDUS dan begitu juga sebaliknya, merupakan satu kesatuan penting yang mendasar akan Kasih ALLAH terhadap seluruh umat manusia/Adam, agar bagi yang mau dan percaya mendapatkan HIDUP YANG KEKAL.

William Fluor (bicara) 18:15, 30 Juni 2010 (UTC)
Penjelasan singkat tentang Tritunggal

Dalam analogi sederhana api dapat digunakan sebagai penjelasan:

Api terbagi menjadi tiga komponen yaitu:

1. panas,
2. cahaya (tepatnya gelombang cahaya), dan
3. daya bakar.

Jadi walau api itu satu, namun api bisa kita temui dalam tiga wujud sesuai dengan keinginan kita, misal sebagai panas (waktu kita memasak), sebagai cahaya (waktu lampu mati dan kita menyalakan lilin), dan dalam wujud pembakar (waktu kita membakar kertas). Hal ini ‘identik’ dengan keberadaan Allah, karena kita dapat berjumpa dengan Allah dalam tiga pribadi, sebagai Allah Bapa (waktu kita bertobat dan menyesali dosa), atau sebagai Yesus (waktu kita memohon sesuatu), dan sabagai Allah Roh Kudus (waktu kita meminta kekuatan).
[sunting] Sejarah

SELAMA bertahun-tahun, ada banyak tentangan atas dasar Alkitab terhadap gagasan yang makin berkembang bahwa Yesus adalah Allah. Dalam upaya untuk mengakhiri pertikaian itu, penguasa Roma Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea, jumlahnya sekitar 1800 uskup. Dari jumlah ini sekitar 1000 orang dari timur dan 800 orang dari barat. Namun jumlah yang hadir, lebih sedikit dan tidak diketahui pasti berapa. Eusebius dari Kaisaria menghitung 250, Athanasius dari Alexandria menghitung 318, dan Eustatius dari Antiokia mencatat 270 orang. Mereka bertiga hadir pada konsili ini. Belakangan Socrates Scholasticus mencatat lebih dari 300 orang dan Evagrius, Hilarius, Hieronimus dan Rufinus mencatat 318 orang.

Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dibaptis pada waktu sedang terbaring sekarat.

Mengenai dirinya, Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: “Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan;... pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin... Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran bergantung pada karunia dari Allah orang-orang Kristen.”

Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopaedia Britannica menceritakan:

“Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan... rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’... Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati.”

Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. “Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.


Perkembangan Selanjutnya

SETELAH Konsili Nicea, perdebatan mengenai pokok ini terus berlangsung selama puluhan tahun. Mereka yang percaya bahwa Yesus tidak setara dengan Allah bahkan mendapat angin lagi untuk beberapa waktu. Namun belakangan, Kaisar Theodosius mengambil keputusan menentang mereka. Ia meneguhkan kredo dari Konsili Nicea sebagai standar untuk daerahnya dan mengadakan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M. untuk menjelaskan rumus tersebut.

Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal Susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas.

Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang menentangnya dan karena itu mengalami penindasan yang kejam.

Baru pada abad-abad belakangan Tritunggal dirumuskan dalam kredo-kredo yang tetap. The Encyclopedia Americana mengatakan : “Perkembangan penuh dari ajaran Tritunggal terjadi di Barat, pada pengajaran dari Abad Pertengahan, ketika suatu penjelasan dari segi filsafat dan psikologi disetujui.”
Kredo Athanasia

TRITUNGGAL didefinisikan lebih lengkap dalam Kredo Athanasia. Athanasius adalah seorang pendeta yang mendukung Konstantin di Nicea. Kredo yang memakai namanya berbunyi: “Kami menyembah satu Allah dalam Tritunggal... sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bukan tiga allah, tetapi satu Allah.”

Tetapi, para sarjana yang mengetahui benar masalahnya setuju bahwa Athanasius tidak menyusun kredo ini. The New Encyclopedia Britannica mengomentari: “Kredo itu baru dikenal oleh Gereja Timur pada abad ke-12. Sejak abad ke-17, para sarjana pada umumnya setuju bahwa Kredo Athanasia tidak ditulis oleh Athanasius (meninggal tahun 373) tetapi mungkin disusun di Perancis Selatan pada abad ke-5... Pengaruh kredo itu tampaknya terutama ada di Perancis Selatan dan Spanyol pada abad ke-6 dan ke-7. Ini digunakan dalam liturgi gereja di Jerman pada abad ke-9 dan kira-kira tidak lama setelah itu di Roma.”
Pengertian Pribadi dalam Tritunggal

Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus merupakan inti ajaran Kristen. Ketiga Pribadi sama kedudukannya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Ketiganya satu dalam esensi dan memiliki sifat (Ing:attribute) yang sama. Ke-mahakuasa-an,ke-tidak-berubah-an, ke-mahasuci-an, ke-tidak-tergantung-an, dimiliki oleh masing-masing Pribadi Allah.

Masing-masing Pribadi adalah Allah, namun ke tiga Pribadi tidak identik, maka Allah Bapa bukan Allah Anak; Allah Anak bukan Allah Roh Kudus; dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Ketiganya dapat dibedakan, tetapi didalam esensi tidak terpisahkan.


Allah Bapa

Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak atau para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.

Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.
[sunting] Allah Anak

Allah sebagai teladan dengan Ia merendahkan diri-Nya dalam rupa manusia dan mengenakan nama Yesus yang adalah Kristus (Allah yang datang sebagai manusia), taat pada semua hukum yang telah Ia tetapkan, mati di kayu salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga, dan naik ke surga dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Ia adalah teladan iman sejati dan sumber kehidupan bagi orang Kristen. Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan menjadi Anak yang mati di kayu salib. Ini adalah berita Injil yang adalah kekuatan Allah. Alkitab menyatakan bahwa Anak merupakan yang Anak sulung Allah dari semua anak-anak Allah dimaksudkan bahwa Anak pun merupakan "Sahabat Sejati" yang rela mengorbankan Nyawa-Nya dan tidak menyayangkannya sama sekali untuk manusia dapat diterima sebagai anak-anak Allah.

Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
Allah Roh Kudus

Allah sebagai Pembimbing, Pendamping, Penolong, Penyerta, dan Penghibur yang tidak terlihat, namun berada dalam hati setiap manusia yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan hidup didalam-Nya.

Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa atau kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah. Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak. «»
[sunting] Dasar-dasar Alkitabiah Tritunggal

* Pada saat penciptaan dalam Kitab Kejadian Allah berkata: "Marilah Kita ...", kata Kita merupakan subjek jamak.

* Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukkan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus (dalam manifestasi burung merpati) turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.

* Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.

* Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.

* Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

Antitritunggal
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Nontrinitarisme

Sebagian dari pemeluk Kristen ada yang menolak doktrin Tritunggal, atau sekedar menganggapnya suatu hal yang tidak begitu penting. Seseorang atau satu komunitas yang berada pada posisi ini tidak menyebut diri mereka sebagai "Antitritunggal", namun bervariasi sesual alasan mereka menolak Tritunggal dan sesuai bagaimana mereka mendeskripsikan Tuhan.

Mantan dukun sakti(Daud Tony) vs Pdt.Gilbert.Lumoindong


Anda tahu kenapa Ev. Daud Tony keok dalam pertarungannya melawan Pdt. Gilbert Lumoindong? Menurut saya, walaupun sakti mandraguna namun dia tidak menerapkan strategi sama sekali ketika bertarung. Bahkan sejak pertarungan hari pertama dia tidak menggunakan strategi sama sekali. Bila dia minta nasehat hai hai, saya jamin dia akan memenangkan pertarungan itu dengan gilang gemilang sejak hari pertama.

Memberanikan diri bertanya; Dalam buku-bukunya Ev. Daud Tony menulis:

Waktu itu saya datang di tempat ruangan doa, tempat persekutuan, bukan ibadah gereja. Saya menyampaikan salam, “Permisi.” Eh, tiba-tiba kepala saya dipegang, dan saya mendengar seseorang berseru, “Dalam nama Yesus, setan keluar!” Lalu kepala saya diurapi dengan minyak. Saya jadi jengkel diperlakukan begitu. Darah saya mendidih. Dunia Roh, hal 32

Saya seketika merapal mantera mengubah diri saya. Bukan menjadi perkutut tetapi harimau putih. Saat itu yang berani melawan saya hanya beberapa pendeta. Termasuk Pak Stefanus Pingki yang paling berani, di bantu pendeta yang lainnya (dengan gemetar) menengking, “Dalam nama Yesus …” Firman Tuhan mengatakan dan saya menyaksikan, lawanlah Iblis maka ia lari dari padamu. Saya pribadi menambahkan larilah kamu, kamu akan dikejar dan punggungmu akan diterkam setan. Jadi jangan takut pada setan. Takutlah pada Tuhan! Ibid. hal 32

Setelah kejadian itu saya pulang ke rumah sambil ngomel-ngomel. Bayangkan, ada ilmu satu tahun mandi sekali, kalau bulan Suro. Mungkin mereka mengira saya berilmu seperti itu, sehingga dilawan dengan air seember dengan minyak. Saya tidak bertobat hanya basah. Dan pulang dengan sumpah serapah. “Pendeta guoblok, edan kabeh!” Saya tidak bertindak apa-apa karena sedang frustasi sendiri sehingga tidak terpikir untuk membalas atau menyantet. Saya cuma sibuk mengasihani diri saya sendiri. Tapi caci maki saya terhadap hamba Tuhan yang merupakan biji mata Allah di dengar oleh Tuhan, akhirnya saya yang dibuat edan oleh Tuhan selama setahun. Ibid. hal 32

Belum hilang jengkel saya, beberapa hari kemudian kakakku dengan tebal muka mengajak lagi: “Eh, Ton, ayo ke KKR (Kebaktian Kebanguan Rohani) Gilbert Lumoindong. Gadisnya sip-sip!” Herannya saya mau saja menuruti kemauan kakak saya. Di salah satu tempat di Solo, waktu itu, Pak Gilbert mengadakan KKR. Kami tiba dari Sragen ke Solo saya datang untuk mencarikan gadis untuk kakak saya. Duduk di kursi paling belakang agar bisa memperhatikan dengan lebih baik. Ibid. hal 33

Saya merapal mantera aji hasta brojo. Eh tindakan saya ini rupanya ketahuan. Mungkin wajah saya yang berkonsentrasi penuh terlihat dari jauh dan diumumkan di antara pendeta-pendeta lalu kepada pak Gilbert. “Wah, itu lho orangnya, pak, yang punya ilmu berjalan di atas air, ilmu menghilang.”
“Oh, itu yah?.
Siapa namanya?”
“Tony”
Rupanya, tanpa sepengetahuan saya, pak Gilbert telah diberitahu oleh Stefanus Pingki. Ketika saya santet lagi, ia bertanya lagi, “Saudara diberkati? Halleluya!” Punah lagi, ia bertanya lagi, “Saudara diberkati? Halleluya!” Punah lagi serangan saya. Saya penasaran bercampur senang, gila si gendut montok ini, manteranya aneh, “Halleluya” terus. Saya melhat situasi dulu saja. Ibid. hal 34-35

Ada altar call. Waktu pemanggilan, Pak Gilbert tahu saya ikut maju. Bukan untuk bertobat. Wow, hati saya terbakar oleh ambisi untuk mengalahkan lawan sebanding ini. Langsung dia menyambut saya, “Kamu Tony?” Saya kaget sekali disambut demikian oleh orang yang tidak saya kenal. Saya pikir, sakti juga pendeta ini bisa mengenal saya sebelum kenalan. Apa dia bisa kontak batin dengan roh saya? Berarti ajian saya ditembus dong? Tidak tahunya saya dikerjai, karena memang ada yang memberi tahunya. Ibid. hal 35

Tapi saya anggap pertanyaannya sebagai ucapan tantangan sehingga saya menjawab dengan pertanyaan juga biar tidak kalah gertak. “Kamu Gilbert?” Kami bertatapan mata dengan mata, dekat sekali. Ibid. hal 35-36

“Besok!” Gilbert berkata setelah kami terdiam beberapa saat, “Saudara saya tunggu. Halleluya!” Saudara yang punya ilmu menghilang itu ya? Bisa berjalan di atas air itu ya? Saya tunggu saudara, besok.” Langsung saya menukas, “Oke, besok pagi saya ke sini. Tentukan jamnya dan di mana!” Saya langsung memakai aji saipi angin, langsung ada di Sragen, meninggalkan kakak saya kebingungan di Solo. Semalaman saya tidak bisa tidur. Gara-gara apa? Mantera “Halleluya!” Ibid. hal 36

Nah, keesokan paginya saya datang lagi memenuhi tantangan pak Gilbert. Saya menyampaikan salam. Eh, demi mendengar suara saya pendeta-pendeta yang menemani bapak Gilbert termasuk pendeta stefanus sontak mengeluarkan bahasa aneh buat saya semacam, “siki-raba-raba-raba-sande…” Saya terkejut sekali, Mantera apa lagi ini, “Raba-raba?” Setelah saya bertobat, belakangan baru tahu, oh itu bahasa roh. Ibid. hal 36

Bulu kuduk saya menegang oleh gairah dan rasa penasaran untuk menjatuhkannya. Saya baru menemukan lawan seimbang. Jarak satu meter. Mudah merobohkannya, pikir saya. Tetapi apa yang terjadi? Aneh, sewaktu saya melontarkan aji hasto brojo, aji mulut putih, aji brojomusti, aji brojo lamatan secara sekaligus. Ini strategi saya. Kalau “Halleluya”-nya bisa menangkis satu aji, yang lain akan masuk. Sewaktu melontarkan ilmu, sejengkal lagi mengenai kepalanya. Tiba-tiba ilmu saya tidak bertenaga. Ketika dia berseru, “Demi nama Yesus!” Ilmu saya kontan mental berbalik menyerang saya. Saya mencoba ajian lain, mencelat lagi. Yang membuat saya penasaran ilmu saya selalu tinggal sejengkal lagi dari kepalanya yang saya incar. Ibid. hal 37-38

Dari pagi sampai siang, saya mengerahkan semua ilmu tingkat tinggi. Waktu itu semua ilmu saya berbalik mengenai tubuh saya sendiri. Tubuh supranatural saya retak. Tubuh saya yang dilapisi besi kuning, retak dari atas sampai ke bawah. Keluarlah debu tembaga dari tubuh saya. Ibid. hal 38

Sampai sekarang, bekas dari hancurnya debu tembaga masih ada di kulit saya. Coba saudara memegang kulit saya, seperti tidak ada lenturnya. Jadi sewaktu ilmu saya menghilang, debu tembaga itu terlontar, retak. Saya mau muntah darah, tetapi sampai tenggorokan, saya telan lagi. Gengsi dong kalau ketahuan! Saya sempoyongan dan berkata, “Pak Gilbert, gencatan senjata dulu. Besok kita teruskan lagi.” Ibid. hal 38

Hari yang ketiga saya muncul lagi. Waktu saya datang, pak Gilbert langsung menyambut saya dengan penuh percaya diri, “Silahkan, silahkan.” Saya agak tertegun apa ini? Dia mempersilahkan aku menyerang? Saya melirik, ada berapa pendeta waktu itu. Saya merapal sisa mantera yang ada, dari pagi sampai siang lagi. Dan sesuatu yang sama selalu terjadi. Kali ini saya bersiasat melumpuhkan pendeta-pendeta di sekitarnya terlebih dahulu yang saya anggap ilmunya tentu tidak setinggi pak Gilbert. Ibid. hal 39

Tetapi, saya bosan dan frustasi sekali melihat bagaimana sewaktu ilmu saya nyaris mengenai pendeta-pendeta itu, mencelat kembali. Setelah menyerang berkali-kali dan diserang balik, saya merasa mau muntah darah lagi. Saya telan lagi, saya sempoyongan lagi. Ini sudah berkali-kali. Cukup sudah aku bermain-main. Saya memutuskan sambil terhuyung-huyung. “STOP!” saya berseru dengan keras. Mereka berhenti berdoa dan melihat saya. Ibid. hal 40

“Ada apa Tony?” Pak Gilbert menjawab dengan tenang. Saya mengancam mereka sambil terengah-engah, “Pak Gilbert, ini ilmu terakhirku. Ilmu pamungkas, Pukulan Tapak Tanpa Rasa. Kuberitahu, kalau aku kalah, aku akan berguru kepada kalian, tapi kalau aku menang, kuperingatkan, kalian semua akan mati di tanganku. Saat itu juga!” Ibid. hal 40

Saya mulai merapal mantera, tapi pak Gilbert dengan percaya diri hanya menyuruh pak Stefanus untuk tetap berdoa. Saya berharap sekali suatu hari pak Gilbert akan menceritakan kepada saudara bagaimana bertarung dengan saya. Demiian pula dengan pak Stefanus Pingki, yang kebetulan sama-sama gendut. Lawannya, saya, kurus kering. Ibid. hal 42

Saya akhirnya mengambil keputusan melontarkan ilmu pamungkas itu. Batu sejauh 50km saja hancur apalagi daging berjarak satu meter. Sewaktu saya melontarkan ilmu pamungkas itu, tiba-tiba dari tubuh pendeta-pendeta itu, keluar cahaya yang sangat menyilaukan. Ibid. hal 42

Sewaktu melihat terang yang gilang-gemilang itu, tubuh saya gemetaran hebat. Saya tahu saya pasti kalah. Saya sudah tahu. Tai kalau saya kalah, saya malu. Jadi kalau saya melontarkan ilmu ini dan ilmu itu berbalik mengenai saya, saya pasti mati. Senjata makan tuan. Karena saya melontarkan ilmu di ats tingkatan santet. Tapi saya bepikir pendek waktu itu, untuk apa aku hidup kalau tidak bisa balas dendam. Lebih baik aku mati dengan cara ini! Ibid. hal 42

Mantera selesai dirapal, ilmu pamungkas sayapun melesat. Saya tahu dalam hati saya kalau kalah, saya tak mungkin sempat berguru kepada mereka. Hasil peperangan ini cuma satu: Mereka atau saya yang mati. Ibid. hal 43

Waktu ilmu itu nyaris mengenai pak Gilbert, pak Stefanus Pingki dan pendeta lain, sesuatu yang luar biasa terjadi! Cahaya berkilauan yang keluar dari tubuh mereka itu melapisi mereka dengan cepat. Menangkis ilmu saya. Pukulan saya mental. Berbalik menyerang saya tanpa tertahankan lagi. Kedasyatan ilmu itu membuat saya terpelanting jauh ke belakang, kira-kira 10-12 meter. Akibatnya fatal! Langsung hilang ingatan, satu tahun menjadi idiot. Setahun penuh! Ibid. hal 43

Pada waktu saya sadar, jantung saya seakan berhenti, Kok lokasi duelnya sudah berubah? Banyak tanda tanya di benak saya, Lho aku kan kemarin bertarung dengan pendeta-pendeta gendut. Kemana Mereka? Ibid. hal 44

Bengcu menjawab:

Pertarungan antara Ev. Daud Tony dan Pdt. Gilbert Lumoindong STh itu terjadi tahun 1992 di Solo, saat ini tahun 2008, itu berarti pertarungan itu terjadi 16 tahun yang lalu. Dari cerita tersebut di atas nampak betapa serunya pertarungan tersebut, sehingga kemungkinannya kecil para saksi mata pertarungan tersebut tidak menyaksikannya kepada orang Kristen lainnya atau telah melupakannya. Bila anda tertarik untuk melakukan investigasi, masih banyak waktu. Berikut ini adalah data-data permulaan yang dapat anda gunakan.

Saksi mata peristiwa pertama, Ev. Daud Tony BERUBAH menjadi HARIMAU PUTIH yang disebutkan namanya oleh Ev. Daud Tony adalah Pdt. Stefanus Pingki, Pdt. Debora Dewi dan beberapa pendeta lain. Tempat kejadiannya adalah ruangan doa, tempat persekutuan, bukan ibadah gereja.

Saksi mata peristiwa kedua, Ev. Daud Tony MENGHILANG dengan ilmu SAIPI ANGIN (pergi ke mana saja dalam 3 langkah). Dalam pewayangan ilmu itu adalah milik Batara Bayu (Dewa Angin). Hal itu terjadi ketika Pdt. Gilbert Lumoindong STh melakukan altar call dan Ev. Daud Tony maju ke depan sehingga saksi matanya selain Pdt. Gilbert Lumoindong dan Pdt. Stefanus Pingki juga beberapa pendeta lainnya dan orang-orang yang bertugas di depan mimbar serta orang-orang yang menyambut altar call. Nampaknya Ev. Daud Tony sengaja memamerkan ilmunya untuk membuat musuhnya gentar sebelum pertarungan keesokan harinya.

Saksi mata peristiwa ketiga, Ev. Daud Tony menyerang dengan ilmunya dari pagi hingga siang. Tempatnya tidak disebutkan, apakah di ruangan KKR atau di ruangan lainnya, misalnya ruangan doa. Yang hadir selain Pdt. Gilbert Lumoindong STh dan Pdt. Stefanus Pingki adalah beberapa pendeta lain (atau dianggap pendeta oleh Ev. Daud Tony?).

Pada saat itu Ev. Daud Tony menyebutkan beberapa ajian yang dilancarkannya yaitu: Aji hasto brojo, aji mulut putih, aji brojomusti, aji brojolamatan. Saya belum pernah mendengar tentang aji hastabraja, yang saya ketahui adalah sikap hastabrata yaitu delapan sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Saya juga tidak tahu sama sekali tentang aji mulut putih. Namun untuk kedua aji berikutnya saya punya cerita.

Dalam cerita wayang, Brajamusti dan Brajalamatan adalah saudara kandung Dewi Arimbi ibu dari Gatot Kaca. Ketika Dewi Arimbi mengangkat anaknya Gatot Kaca untuk menjadi raja di negeri atas angin Pringgodani, keduanya marah lalu bergabung dengan para pemberontak. Dalam pertempuran keduanya gugur di tangan Gatot Kaca lalu menjelma menjadi ajian atau ilmu sakti. Dengan aji Brajamusti di tangan kanannya Gatot Kaca memiliki ilmu kebal dan kekuatan luar biasa. Sedangkan dengan aji brajalamatan di tangan kirinya, Gatot Kaca memiliki kekuatan luar biasa. Mungkinkah kedua ilmu yang digunakan oleh Ev. Daud Tony itu adalah warisan dari Gatot Kaca, sang kaisar negeri atas angin, pringgodani?

Saksi mata peristiwa keempat selain Pdt. Gilbert Lumoindong dan Pdt. Stefanus Pingki adalah beberapa pendeta lain (atau dianggap pendeta oleh Ev. Daud Tony). Tempat kejadian tidak diceritakan apakah di ruangan KKR atau di ruang lainnya. Pada saat itu Ev. Daud Tony setelah bosan lalu mengerahkan ilmu pamungkasnya yaitu Pukulan Tapak Tanpa Rasa yang dapat menghancurkan batu dari jarak 50km.

Tadinya saya berpikir ilmu Pukulan Tapak Tanpa Rasa adalah sejenis ilmu santet di mana Ev. Daud Tony memasukkan tenaga dalamnya ke alam gaib lalu mengeluarkannya 50km kemudian. Namun ternyata dugaan saya salah, menurut Ev. Daud Tony ilmu itu tingkatannya di atas ilmu santet. Ketika melontarkannya, alih-alih menyusup ke alam gaib, ilmu itu justru melesat. Ditambah dengan penjelasan Ev. Daud Tony di bukunya yang lain, nampaknya Pukulan Tapak Tanpa Rasa adalah ilmu tenaga dalam. Ketika melancarkannya maka dari kedua telapak tangannya akan keluar tenaga yang luar biasa kuatnya sehingga dapat menghancurkan batu yang jaraknya 50km dari dirinya. Kehebatan ilmu itu adalah, hanya batu itu yang hancur lebur, namun benda-benda padat sejauh 50 km yang menghalanginya tidak luka sama sekali.

Pukulan Tapak Tanpa Rasa memang luar biasa, secara teori, sebelum menguasai ilmu tersebut anda harus menguasai ilmu melihat jarak jauh, dengan ilmu demikian maka anda akan memiliki mata setajam mata Superman yang selain dapat melihat sejauh 50Km juga mampu melihat tembus benda-benda padat yang menghalangi pandangan. Tanpa ilmu melihat jarak jauh, mustahil dapat menghancurkan batu yang berjarak 50km dari anda dengan tepat.

Ilmu tersebut benar-benar pamungkas yang hanya boleh dilontarkan sebagai pilihan terakhir. Bila melontarkan ilmu tersebut dengan kekuatan penuh terhadap seseorang yang berdiri 1 meter di hadapan anda, maka selain luluh-lantak, serpihan tubuhnya akan muncrat minimal sejauh 49 km, 999 m. Sungguh mengerikan! 50 km itu berarti 50.000 meter. Silahkan membayangkan sebuah kota yang letaknya kira-kira 50 km dari tempat tinggal anda sekarang.

Ev. Daud Tony sungguh beruntung, tanpa mujizat Allah, mustahil dia yang tubuh supranaturalnya sudah retak dari atas ke bawah (kenapa hanya retak dari atas ke bawah? Kenapa tidak retak dari kanan ke kiri?) hanya mencelat sejauh 10-12m ketika dihajar ilmu pamungkasnya sendiri, padahal secara teori dia seharusnya mencelat 49km, 999mm. Dia juga beruntung karena ruangan tempat pertarungan itu berlangsung sangat tinggi, luas dan kosong, sebab ketika mencelat sejauh 12 meter, itu pasti terjadi dalam gerak parabola (ah, bila saja ada ahli fisika yang mau meluangkan waktu untuk menghitungnya?) yang memerlukan ruangan yang tinggi dan luas, sebab bila ruangan itu pendek, kecil atau penuh dengan kursi untuk KKR, maka dia pasti mencelat menghantam langit-langit atau dinding atau membuat kursi berantakan, bahkan luluh-lantak? Anda pernah main bulutangkis? Nah, ukuran lapangan bulutangkis adalah 6,1 m X 13,4 m, silahkan membayangkan berapa tinggi dan jauh Ev. Daud Tony mencelat.